Jakarta - Tim SAR dibantu masyarakat dan TNI AL yang melakukan evakuasi pesawat Merpati di perairan Kaimana, Papua Barat, berhasil menemukan 16 jenazah korban. Sedangkan korban yang masih dalam pencarian, diperkirakan tertimbun pecahan badan pesawat di dasar laut.
"Informasi di lapangan, masih dilakukan evakuasi serpihan badan pesawat. Diperkirakan ada korban yang belum ditemukan karena berada di bawah serpihan pesawat," ujar Kepala Sub Seksi Operasi Kantor SAR Sorong,
Arifin menuturkan, proses evakuasi dengan dibantu perahu-perahu nelayan dan penyelam TNI AL tersebut berhasil menemukan sejumlah serpihan pesawat. Serpihan yang ditemukan di kedalaman air laut sekitar 6-7 meter itu, kemudian dibawa ke Kaimana dengan menggunakan KRI Piton yang ada di lokasi.
"Serpihan pesawat mulai diangkat dengan perahu kecil dengan masyarakat. Ada puluhan perahu yang membantu," terangnya.
Menurut Arifin, lokasi jatuhnya pesawat berada tidak jauh dari daratan, sehingga serpihan pesawat diperkirakan tidak berada di kedalaman laut lebih dari 7 meter. Oleh karena itu, pencarian dengan menggunakan alat selam dinilai lebih efisien dibanding menggunakan helikopter.
"Lokasi jatuhnya pesawat dekat dengan daratan, jadi terlihat. Terlebih kondisi air laut jernih. Pencarian dilakukan sampai radius 50 meter dari lokasi jatuhnya pesawat," jelas Arifin.
"Kalau dari segi efisiensi menggunakan perahu kecil lebih efisien dibanding menggunakan helikopter, karena kondisi korban diduga berada di dalam laut, di bawah serpihan pesawat," tandasnya.
"Informasi di lapangan, masih dilakukan evakuasi serpihan badan pesawat. Diperkirakan ada korban yang belum ditemukan karena berada di bawah serpihan pesawat," ujar Kepala Sub Seksi Operasi Kantor SAR Sorong,
Arifin menuturkan, proses evakuasi dengan dibantu perahu-perahu nelayan dan penyelam TNI AL tersebut berhasil menemukan sejumlah serpihan pesawat. Serpihan yang ditemukan di kedalaman air laut sekitar 6-7 meter itu, kemudian dibawa ke Kaimana dengan menggunakan KRI Piton yang ada di lokasi.
"Serpihan pesawat mulai diangkat dengan perahu kecil dengan masyarakat. Ada puluhan perahu yang membantu," terangnya.
Menurut Arifin, lokasi jatuhnya pesawat berada tidak jauh dari daratan, sehingga serpihan pesawat diperkirakan tidak berada di kedalaman laut lebih dari 7 meter. Oleh karena itu, pencarian dengan menggunakan alat selam dinilai lebih efisien dibanding menggunakan helikopter.
"Lokasi jatuhnya pesawat dekat dengan daratan, jadi terlihat. Terlebih kondisi air laut jernih. Pencarian dilakukan sampai radius 50 meter dari lokasi jatuhnya pesawat," jelas Arifin.
"Kalau dari segi efisiensi menggunakan perahu kecil lebih efisien dibanding menggunakan helikopter, karena kondisi korban diduga berada di dalam laut, di bawah serpihan pesawat," tandasnya.