laporan praktikum


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jalan Budi Utomo Nomor 10 Ponorogo



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju dan berekembang dengan pesat sehingga menimbulkan persaingan yang ketat. Secara otomatis ada tuntutan agar selalu berkreatifitas dan terus mengikuti perkembangan tersebut, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada disekelilingnya, hingga menjadi sesuatu yang layak pakai dan memiliki guna serta nilai jual yang tinggi. Oleh karena itu, perlu diadakannya kuliah praktikum sebagai tindak lanjut dari teori yang telah diberikan di dalam ruangan.

B. Tujuan
 Dengan diberikannya tugas pembuatan laporan ini, diharapkan mahasiswa mengerti tentang proses produksi dan semua hal yang berhubungan dengan proses produksi serta dapat mempraktekkannya pada kehidupan sehari-hari yang mana dikemudian hari bisa menciptakan lapangan pekerjaan dibidang pengelasan.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengelasan
Las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakn dalam keadaan turner atau cair. Sedangkan pengelasan adalah proses menyambung logam yang sejenis atau hamper sejenis dengan bantuan panas. Ada beberapa klasifikasi cara pengelasan berdasarkan cara kerja, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pengelasan cair
Pengelasan cair adalah pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.
b. Pengelasan tekan
Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana kedua logam yang akan disambung dipanaskan terlebih dahulu kemudian ditekan hingga menyatu.
c. Pematrian
Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan disatukan dan diikat menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair lebih rendah dibanding logam yang akan disambung.

B. Cara Pengelasan
Cara-cara pengelasan ada beberapa macam, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Las busur listrik
Cara mengelas yang sering digunakan dalam praktikum dan termasuk klasifikasi las busur listrik adalah : las elektroda terbungkus, las busur dengan perlindungan gas, dan las busur dengan perlindungan bukan gas.
a. las elektroda terbungkus
Las elektroda terbungkus adalah cara pengelasan yang banyak digunakan. Dalam pengelasan ini digunakan kawat elektroda logam yang terbungkus fluks. Fluks sendiri berguna untuk melindungi cairan logam dari oksidasibusur listrik terbentuk diantara logam induk dan ujung elektroda.
Proses pemindahan logam elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair dan membentuk butiran-butiran yang terbawa oleh arus listrik yang mengalir. Semakin besar arus yang mengalir semakin halus butiran yang terbawa.
b. las busur gas
Las busur gas adalah cara pengelasan dimana gas dihembuskan ke daerah las untuk melindungi busur dan logam yang mencair terhadap atmosfer. Gas yang dipakai sebagai pelindung adalah gas helium, argon, dan gas karbon dioksida atau campuran dari gas-gas tersebut. Las busur gas ada 2 macam :
1. elektroda tak terumpan ( TIG : tungsten inert gas ) adalah dengan menggunakan batang wolfram.
2. elektroda terumpan ( MIG : metal inert gas ) adalah menggunakan kawat las.
c. las busur CO2
Las yang termasuk las MIG tapi gas pelindungnya atau komponen utamanya adalah CO2. las ini digunakn untuk mengelas konstruksi baja. Biaya operasi lebih murah dari pada dengan las argon. Itu dikarenakan perbedaan harga kedua gas tersebut.
d. las busur rendam
Adalah suatu cara mengels dimana logam cair ditutup dengan fluks yang berupa kawat pejal diumpan secara terus menerus. Dalam pengelasan ini busur listrik terendam dalam fluks.
e. las listrik
Las listrik terak menggunakn panas yang dihasilkan karena resistensi listrik dari terak cair. Kawat elektroda diumpan secar terus menerus ke dalam terak yang mencair dan karena panas yang timbul maka logam dasar dan kawat las mencair bersama. Las ini sangat efisien untuk mengelas sambungan-sambungan tebal dengan posisi tegak.
f. las listrik gas
Hampir sama denagn las listrik terak, hanya fluks pada las listrik terak diganti denagn gas CO2 yang dihembuskan melalui lubang-lubang pada sepatu yang dapat digeser. Fungsi CO2 melindungi busur listrik yang timbul antara logam cair dan elektroda. Kelebihan :
1. jarak kampuh dapat dipersempit
2. dapat digunakan untuk plat-plat yang lebih tipis
3. kekurang sempurnaan kontak antara sepatu tembaga dan logam induk banyak berpengaruh terhadap sifat mampu las
g. las resistansi listrik
Adalah suatu cara pengelasan dimana permukaan plat yang disambung ditekankan satu sama lain dan pada saat yang sama arus listrik listrik dialirkan sehingga permukaan tersebut menjadi panas dan mencair karena adanya resistansi listrik.
h. pematrian
Adalah cara penyambungan dengan penambahan logam pengisi atau logam patri diantara logam induk yang akan disambung.

C. Daerah Lasan
Daerah lasan ada beberapa macam, yaitu :
1. Logam las
Adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair dan kemudian membeku.
2. Heat Affected Zone ( HAZ ) atau daerah pengaruh panas
Adalah logam dasar yang bersebelahan denagn logam las yang selama proses pengelasan mengalami siklus ternal pemanasan dan pendinginan cepat.
3. Logam induk
Adalah bagian logam dasar dimana panas dan suhu pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahna struktur-struktur dan sifat.
4. Batas las
Adalah daerah yang membatasi antara logam las dan daerah pengaruh panas (HAZ).


 
  2
 
  4 3


D. Persiapan Pengelasan
1. Persiapan umum dalam pengelasan meliputi :
a. penyediaan bahan
b. pemilihan bahan
c. penunjukan juru las
d. penentuan alat perakit
2. Persiapan bahan yang akan dilas
a. Persiapan sisi las
pada plat yang tebal anatara 6 mm – 20 mm digunakan alur V tunggal. Kemudian untuk plat yang lebih tebal digunakan alur V atau U tunggal
b. Posisi pengelasan
Posisi pengelasan yang terbaik dari sudut kualitas sambungan dan efisiensi pengelasan adalah posisi datar.
c. Las ikat
Lasan pendek pada tempat-tempat tertentu dan bersifat sementara. Sebaiknya las ikat ditempatkan pada tempat yang nantinya tidak dilas.
d. Pemeriksaan danperbaikan alur
Kotoran seperti karat, debu, gemuk, bila bila tercampur denagn logam dapat menimbulkan cacat las. Maka cara pembersihan kotoran sebelum pengelasan ada 3 macam :
1. cara mekanik
 menggunakan sikat baja
Ø
 penyemprotan pasir
Ø
2. cara kimia
 penggunaan aseton
Ø
 soda api
Ø
3. cara penyemprotan dengan api pada daerah las

E. Retak pada Daerah Las
Retak pada hasil las ada 2, yaitu sebagai berikut :
1. Retak dingin
Adalah retak yang terjadi di daerah las pada suhu di bawah suhu tranformasi martensit ± 300o C. retak dingin terjadi di daerah HAZ dan logam las. Retak dingin utamanya adalah retak bawah manik las, retak akar retak kaki. Retak dingin disebabkan oleh :
a. Struktur dari daerah panas.
b. Hydrogen difusi di daerah las
c. Tegangan
2. Retak panas
Ada 2 macam retak panas, yaitu :
a. retak panas pada suhu ± 500o - 700o C
b. retak panas terjadi pada suhu lebih 900o C
Retak panas pada logam las berbentuk retak kawah, memanjang.

F. Usaha – Usaha Penanggulangan Retak Las
1. menggunakan elektroda dengan fluks.
2. menghilangkan kristal air yang terkandung dalam fluks basa yang sering digunakan dalam las busur rendam.
3. elektroda yang akan digunakan harus dipanggang terlebih dulu.
4. sebelum mengelas, pada daerah sekitar kampuh harus dibersihkan dari air, karat, debu, minyak dan zat organic yang dapat menjadi sumber hydrogen.
5. pengunaan CO2 sebagai gas pelindung akan sangat mengurangi terjadinya difusi hydrogen.
6. untuk melepaskan kadar hydrogen difusi dapat digunakan dengan memasukkan panas tinggi.
7. menghindari pengelasan pada hujan.

G. Kualitas Las-lasan
Kualitas las-lasan dipengaruhi oleh :
1. kuat arus 1 ( besarnya power source )
2. tekanan yang diperkerjakan pada elektroda lamanya waktu las berlangsung

H. Unsur – Unsur Penentu Las – lasan
Unsur –unsur yang mempengaruhi kekuatan las dan struktu kristal logam las diantaranya :
1. karakteristik arus
2. kecepatan pendinginan
3. bersih tidaknya gap dari kontaminator
4. pemberian tekanan pada elektroda

I. Mesin Las
Jenis-jenis mesin las adalah sebagai berikut :
a. Jenis inti bergerak
b. Jenis kumparan bergerak
c. Jenis reactor jenuh
d. Jenis saklar
Untuk mesin jenis reactor jenuh pengaturannya lebih mudah, lebih teliti dan dapat jarak jauh. Sehingga mesin las ini banyak digunakan. Bagian-bagian mesin las jenis reactor jenuh adalah :
a. Sumber tenaga
b. Tranformator
c. Penyearah arus
d. Resistor berubah
e. Reactor jenuh
f. Elektroda
g. Logam induk
Penyearah arus
resistor berubah



  reactor jenuh



  tranformator

  elektroda


  sumber tegangan
  benda kerja
J. Perlakuan Akhir dalam Pengelasan
Perlakuan akhir dalam pengelasan adalah perbaikan cacat las. Berikut adalah beberapa macam cacat las dan perbaikannya :
1. cacat rongga halus atau torak yang tercampur perbaikannya dengan menyambung bagian tersebut dengan pemotong gap.
2. cacat tukik perbaikannya denagn mengelas tambahan yang menggunakan elektroda yang lebih kecil.
3. cacat lipatan perbaiakannya dengan menyambung bagian tersebut dengan pahat.

K. Perangkat Praktikum
Dalam praktikum Proses Produksi I ini menghasilkan produk berupa tatakan untuk diesel Jiang Dong yang dilengkapi roda. Sedangkan peralatan dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. mesin las
2. cutting weld (gergaji gerinda)
3. gerinda tangan
4. mistar
5. kaca mata alas
6. spidol
7. mistar siku
8. bor listrik
9. mata bor 3,5 mm
10. palu
11. kunci ring 19 dan 12

L. Langkah Praktikum
Adapun langkah-langkah pengerjaan adalah sebagai berikut :
1. lihat gambar kerja.
2. ukur dan tandai bahan-bahan kerja.
3. potong bahan kerja sesuai gambar kerja dengan menggunakan cutting weld (gergaji gerinda) dan gunakan kaca mata pengaman.
4. rangkai dan las bahan kerja sesuai dengan gambar kerja.


BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Dari praktikum serta uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa :
1. Dalam mengelas logam ada banyak cara, salah satu diantaranya dengan las elektroda terbungkus.
2. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam mengelas guna mendapatkan hasil las yang baik.
3. Mesin las terbagi menjadi 4. Dari 4 tersebut, yang paling banyak digunakn termasuk yang saya gunakan adalah jenis reactor jenuh.
4. Mengelas membutuhkan ketelatenan serta kesabaran guna mendapatkan hasil las yang baik serta minim cacat.

B. Saran
Untuk mendukung keamanan serta kelancaran selama praktikum, maka saya mengusulkan bebrapa hal. Antara lain sebagai berikut :
1. Untuk keselamatan kerja perlu adanya peralatan keselamatan semisal kaca mata atau topeng las yang standarisasi.
2. Perlu adanya kerja sama yang baik antar mahasiswa dan dosen peembimbing, sehingga pekerjaan cepat selesai dan memuaskan.
3. Kalau bisa, perlu sesering mungkin diadakan praktikum yang mandiri guna peningkatan SDM. Khususnya mahasiswa teknik mesin UNMUH Ponorogo.

Demikian laporan ini saya buat guna mendapat persetujuan. Atas dukungan dan bantuan dari segala pihak, kami sampaikan terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan semoga Allah SWT senantiasa meridhoi dan merestui apa yang kita kerjakan, dan semoga apa yang kita lakuakn menjadi ibadah. Amien Ya Robbal ‘Alamin.



DAFTAR PUSTAKA



Mata kuliah Pengelasan Logam.Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Mata kuliah Proses Produksi I. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Panduan Praktikum Proses Produksi I. universitas Muhammadiyah Ponorogo.